Q1 dalam konteks tahun kalender Q1 merujuk pada periode tiga bulan pertama dalam satu tahun. Selain tahun kalender, ada juga yang namanya tahun fiskal. Beberapa perusahaan menggunakan tahun fiskal yang berbeda dari tahun kalender. Misalnya, tahun fiskal mereka mungkin dimulai pada bulan Juli dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Dalam hal ini, Q1 akan berbeda dari tahun kalender.
Dalam dunia akademik, istilah kuartil atau Q sering kali menjadi topik pembicaraan, terutama di kalangan dosen dan peneliti yang hendak mengajukan penelitian demi kenaikan karir. Permintaan publikasi di jurnal Q1 atau Q2 sudah menjadi standar, namun apa sebenarnya makna di balik istilah Q ini?
Kuartil Satu (Q1) Adalah
Kuartil adalah sistem klasifikasi yang membagi jurnal ke dalam empat kelompok berdasarkan kualitas dan reputasi ilmiahnya dalam satu bidang tertentu. Pembagian ini didasarkan pada peringkat jurnal yang dinilai melalui beberapa indikator, seperti jumlah sitasi dan impact factor (faktor dampak).
Secara umum, pembagian kuartil adalah sebagai berikut:
- Q1: 25% jurnal teratas di bidangnya (warna hijau)
- Q2: 25% berikutnya (warna kuning)
- Q3: 25% selanjutnya (warna oranye)
- Q4: 25% terbawah (warna merah)
Pembagian warna ini mengacu pada sistem yang digunakan oleh Scimago Journal Rank (SJR). Lihat di sini Journal Rank dari Scimago.
Analogi Kelas Unggulan
Untuk memudahkan pemahaman, kuartil dapat diibaratkan seperti sistem kelas unggulan di sekolah. Misalnya, seorang siswa yang menjadi peringkat 1 di kelas reguler, ketika dipindahkan ke kelas unggulan, bisa saja peringkatnya turun karena kompetisi yang lebih ketat. Demikian pula, sebuah jurnal yang berada di Q1 pada satu kategori, bisa saja turun ke Q2 atau Q3 jika dibandingkan di kategori lain yang lebih kompetitif.
Kategori dan Pemeringkatan Jurnal
Dalam dunia publikasi ilmiah, terdapat dua lembaga pemeringkat jurnal yang paling dikenal:
- Clarivate Analytics (dengan produk Journal Impact Factor/JIF)
- Scimago Journal Rank (SJR) yang didukung oleh Scopus
Clarivate Analytics adalah lembaga independen, sementara SJR berada satu grup dengan Scopus. Keduanya merilis pemeringkatan jurnal setiap tahun, biasanya pada pertengahan tahun, yang berlaku untuk data tahun-tahun sebelumnya.
Lihat cara Clarivate menghitung Impact Factor. Sehingga Anda bisa mengevaluasi atau membandingkan suatu jurnal dengan jurnal lain di bidang yang sama. Anda juga bisa melihat seberapa sering sebuah artikel dikutip sehingga Anda bisa pertimbangan jurnal mana yang lebih baik untuk submission.
Cara Perhitungan JIF dan SJR
- Journal Impact Factor (JIF): Mengukur rata-rata jumlah sitasi yang diterima oleh artikel-artikel dalam suatu jurnal selama dua tahun terakhir. Rumusnya adalah jumlah sitasi pada tahun X dibagi dengan jumlah artikel yang terbit dalam dua tahun sebelumnya.
- Scimago Journal Rank (SJR): Menghitung jumlah sitasi yang diterima, namun sitasi tersebut diberi bobot berdasarkan reputasi jurnal pemberi sitasi, dan dihitung dari artikel yang terbit dalam tiga tahun terakhir. Perhitungan SJR lebih kompleks dibanding JIF.
Satu Jurnal, Bisa Banyak Kategori
Sebuah jurnal dapat masuk ke dalam beberapa kategori sekaligus. Misalnya, Chinese Journal of Catalysis pada tahun 2019 masuk Q1 di kategori chemistry, namun Q2 di kategori catalysis. Dalam praktik di Indonesia, biasanya diambil kuartil terbaik yang dimiliki jurnal tersebut di salah satu kategori.
Mengapa Sistem Kuartil Lebih Adil?
Sistem kuartil dianggap lebih adil karena memperhitungkan karakteristik dan tingkat kompetisi di masing-masing bidang ilmu. Misalnya, di bidang sains dan teknologi, SJR di atas 1 sudah bisa masuk Q1, sementara di bidang sosial-humaniora, SJR 0,5 saja sudah cukup tinggi untuk masuk Q1. Hal ini membuat sistem kuartil lebih relevan dan proporsional untuk setiap disiplin ilmu.
Perlu diingat bahwa, kuartil hanyalah salah satu istilah yang sering digunakan di antara banyak istilah terkait jurnal internasional.
Kuartil Bersifat Dinamis
Perlu diingat, posisi kuartil jurnal bisa berubah setiap tahun tergantung pada performa jurnal dan kompetisi di bidangnya. Oleh karena itu, saat mengklaim kuartil jurnal untuk keperluan administrasi (misal: kenaikan pangkat atau jabatan), yang digunakan adalah kuartil pada tahun saat artikel diterbitkan, bukan kuartil terbaru.
Dengan memahami sistem kuartil, para akademisi dapat lebih bijak dalam memilih jurnal tujuan publikasi dan menilai kualitas jurnal secara proporsional sesuai bidangnya. Sistem ini juga membantu institusi dan peneliti dalam menilai capaian akademik secara lebih objektif dan adil.
Pingback: Apa Itu Jurnal Ilmiah Internasional? - oklas training